Saat Perempuanmu Lelah
Hai, apa kabar? Lama ya saya tidak bersua dengan teman –
teman semua. Semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat.
Gimana awal tahun? Masih on track atau mungkin sudah
mulai agak menyimpang dikit dari rencana. Apapun itu semoga masih bisa di
handle dengan baik.
Beberapa hari ini mungkin teman – teman mendengar kisah
tentang seorang ibu dari brebes. Saya tidak ingin melanjutkan karena sungguh
tidak tega menulisnya. Teman – teman bisa cek sendiri dengan keyword ibu
brebes. Tapi dari kejadian ini ada beberapa hal yang menarik perhatian. Apa
lagi kalua bukan komentar para netizen.
Ada komentar yang menghujat, ada juga komentar yang
memberikan support untuk mental sang ibu. Walaupun iya membunuh tetaplah
sebuah Tindakan criminal. Tapi bagi saya sendiri percaya tidak ada ibu
yang jahat kepada anaknya. Apalagi kalau mendengar wawancaranya yang kurang
lebih bilang “saya cumin pengin di sayang”.
Satu hal yang ingin saya sampaikan adalah menjadi seorang
perempuan itu sangat melelahkan. Perempuan menjadi sebuah identitas yang harus
manut dan harus menjadi super woman. Harus bisa mengurus anak, harus
bisa membagi uang yang diberi oleh suaminya, harus bisa mengurus rumah dan
printilannya tetapi di sisi lain banyak suami yang tidak bisa menempatkan diri
sebagai sandaran istri.
Itu karena maindset yang salah dalam rumah tangga yang
sudah mengakar. Bahwa tugas perempuan adalah mengurus rumah tangga , mengurus
anak, dan bahkan kadang harus membantu suami dalam mencari nafkah. Padahal sebenarnya
tugas seorang istri hanya mengurus anak dan melayani suami. Sedangkan urusan
rumah tangga sebenarnya menjadi tugas suami.
Iya, memasak, menyapu, mencuci baju , beres – beres dan lain
lain adalah tugas seorang suami. Sudah tau kah kalian? Kalau pun akhirnya istri
yang menghandle semuanya itu karena istri mencari ladang pahala dan ingin
membantu suami. Jadi sebenarnya bukan tugas istri ya pak.
Dan sungguh mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga dan mengurus
anak itu butuh keahlian pengendalian emosi. Karena bila tidak bisa
mengendalikan emosi, mungkin anak lah yang akan menjadi korban. Apalagi bila di
tambah factor ekonomi dan suami yang tidak bisa sedikit membantu lelahnya
istri.
Sungguh pak, hanya dengan memcuci piring setelah makan itu
sangat membantu tugas istri. Atau bahkan sekedar ajak anak jalan – jalan sebentar
dan ijinkan istrimu membereskan semua hal dengan tenang. Atau mungkin dengan
tidak mengganggu tidur istrimu.
Dulu ada yang bilang pernikahan adalah sebuah team work. Dan mungkin
itu benar adanya. Bila suami dan istri tahu tugas masing – masing dan saling
memback up tentu tidak akan ada lagi Namanya istri stress atau pun suami yang
stress. Paling tidak sekedar menjadi tempat keluh kesah pasangan.
Sungguh menjadi perempuan
itu sangat melelahkan, pak.
Banyak tanggung jawab yang di bebankan di pundaknya.
Tanggung jawab sebagai anak perempuan.
Tanggung jawab sebagai istri.
Tanggung jawab sebagai ibu.
Tanggung jawab sebagai menantu.
Tanggung jawab sebagai ipar.
Karena perempuan lebih menggunakan perasaan daripada logikanya.
Jadi duhai suami, jangan biarkan perempuan mu Lelah sendiri.
Jangan biarkan sinar matanya meredup dan tak ada lagi
suaranya dalam rumahmu.
Percayalah saat perempuanmu Lelah dan hanya diam, ber hati –
hatilah.
Karena terkadang rejeki suami atau apapun itu terkadang
berasal dari doa seorang istri.
Jika hanya bisa “menitipkan” uang untuk keperluan dapur dan
anak anak, tanpa bisa memberikan nafkah untuk kepentingan istri, paling tidak
dengarkan lah istri saat berkeluh kesah.
Tanyalah kepada istrimu “ sayang, capek ya? Maaf ya aku ga
bisa bantuin banyak. Udah istirahat aja yuk” atau mungkin sekedar minta maaf
bila di rasa melakukan kesalahan.
Pelajaran bagi kita semua untuk menyiapkan anak – anak kita
tentang tugas dan kewajiban sebagai suami dan istri. Karena sesungguhnya role
model yang dilihat anak adalah orang tuanya. Jika tidak bisa menjadi role
model paling tidak tetap memberitahu apa yang seharusnya dilakukan dalam
pernikahan.
Buat kalian yang masih mencari pasangan, terus bawa dalam doa
apapun pilihanmu. Dan pastikan bahwa kekurangan dalam dirinya masih bisa kamu
toleransi. Karena kalau kelebihan semua orang akan bisa menerima. Tapi kekurangan,
itu lain persoalan.
Jadi sister, apapun yang kamu rasakan saat ini its oke
kalau kamu kamu mencari teman cerita yang kamu percaya. Paling tidak sedikit
membantu melegakan hatimu.
Semoga apa yang saya tulis diatas ada manfaatnya buat teman –
teman yang membaca ya. Semoga apapun masalah dalam rumah tangga yang saat ini
teman – teman hadapai bisa mendapatkan titik temu terbaik. Kalau pun ada perpisahan
semoga perpisahan yang baik karena bertemu pun baik – baik.
Jaga Kesehatan ya…
Ngenes banget pas baca berita ini. Padahal diliat dr fbnya, dulu dia cantik, berdaya, punya skill dan sepertinya berpendidikan jg. Rumah seperti sudah mengekang akal sehatnya. Semoga kita semua diberikan bisa selalu kuat menghadapi apapun cobaan Allah dan bisa menguatkan orang-orang disekitar kita ya.. Aamiin
BalasHapusAmin....Allahumma Amin....
Hapus